Rabu, 23 Februari 2011

Usulan Angket Kandas: Lepas dari Malapetaka

Setelah bertarung cukup alot, Para Inisiator Angket pada akhirnya kalah, dengan selisih 2 angka, dan dengan demikian tidak jadi angket pajak. Tentu hal ini sangat mengecewakan, baik para inisiator maupun para pendukungnya, di luar atau dalam parlemen. Disisi lain, tentu hasil ini menggembirakan. Pengalaman pada waktu kasus Bank Century tentu menjadi faktor pendorong adanya perjuangan yang ketat agar usulan angket mafia pajak ini ditolak.

Usulan angket dibuat sedemikian rupa tanpa mempersiapkan hal-hal yang ingin diselidiki. Dalam rapat paripurna DPR dapat dilihat bahwa para penggagas tidak menyiapkan dengan jelas apa yang mau diselidiki. Semua bersifat mengambang. Setelah banyak fraksi mengemukakan ketidaksetujuan dengan angket, barulah anggota dewan dari fraksi penggagas menyampaikan apa yang ada di benaknya. Masing-masing anggota Dewan dari penggagas memberikan keterangan mengenai hal-hal yang perlu diselidiki.

Beruntunglah karena angket ini kandas. Tidak akan pernah jelas apa yang akan diselidiki. Masing-masing penggagas mempunyai agenda sendiri. Ingatlah betapa liarnya Pansus Century. Ketika baru mulai, permintaan pertama adalah agar Boediono dan SMI non-aktif. Ini tentu menunjukkan liarnya Pansus Century pada waktu itu. Dalam membuat angket tentu sangat baik jika yang mengusulkan merinci hal-hal yang perlu diselidiki dan menjelaskan apa yang akan diselidiki. Kalau tidak demikian maka seperti terlihat dalam rapat paripurna tanggal 22 Februari 2011, usulan angket itu kandas.

Barangkali penggagasnya tidak memikirkan dampak bagi masyarakat. Apapun yang terjadi tidak dipikirkan. Yang penting hanya mencari panggung, tidak hanya untuk mentas tetapi mungkin untuk melakukan pemerasan. Adanya issu percobaan penyuapan dalam pengambilan keputusan mengenai angket menunjukkan betapa tidak urgent-nya angket itu. Penolakan angket menyelamatkan Indonesia dari malapetaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar